Pesona Serayu

Pesona Serayu
Berawal dari Banjarnegara, sungai Serayu membelah 4 kabupaten mengalir ke Samudera Indonesia.

20 April 2013

Gempa di Banjarnegara Akibat Aktivitas Kawah Timbang


Gempa Dieng, Warga Banjarnegara Mengungsi  

Gempa Dieng, Warga Banjarnegara Mengungsi  
Asap putih mengandung gas karbondioksida (CO2) terus mengepul di permukaan kawah Timbang di dataran tinggi Dieng Dusun Simbar, Batur, Banjarnegara, Jateng, Senin (25/3). ANTARA/Anis Efizudin
TEMPO.COJakarta - Gempa besar yang mengguncang kawasan Kawah Timbang di Desa Sumberejo, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, Jumat, 19 April 2013 malam, juga terasa di wilayah Kabupaten Batang.

“Terutama di wilayah Kecamatan Bawang yang berbatasan dengan dataran tinggi Dieng,” kata Adi, 34 tahun, warga Desa Rejosari, Kecamatan Bawang, Kabupaten Batang, saat dihubungi Tempo, Sabtu, 20 April 2014 pagi.

Adi menerangkan, serentetan gempa terasa di wilayah Desa Rejosari sejak Jumat sekitar pukul 19.00 WIB sampai pukul 19.30 WIB. Akibatnya, seratusan keluarga dari sejumlah wilayah di Kecamatan Bawang mengungsi.

Salah satu anggota staf hubungan masyarakat Badan SAR Nasional Semarang, Maulana Afandy, mengatakan ada sekitar 380 orang yang diungsikan ke Dukuh Bintoro Mulyo, Desa Pranten, Kecamatan Bawang akibat gempa di dataran tinggi Dieng.

“Mereka mengungsi di rumah kepala desa setempat,” ujar Maulana saat dikonfirmasi Tempo. Menurut dia, jumlah pengungsi di wilayah Kecamatan Bawang diperkirakan masih akan terus bertambah.

Sebab, Maulana menambahkan, gempa susulan masih dirasakan warga hingga Sabtu pagi. “Terakhir, gempa terdeteksi sekitar pukul 08.30 WIB. Tapi intensitasnya rendah, sekitar 2 skala Richter.”

Maulana menerangkan, pihaknya mencatat ada tujuh posko pengungsian pasca-gempa di kawasan Kawah Timbang. Dari tujuh posko itu, enam di antaranya berada di sekitar dataran tinggi Dieng.

Sedangkan di Kabupaten Batang hanya ada satu posko pengungsian, yaitu di kantor Kecamatan Bawang. Selain menimbulkan gelombang pengungsian besar, gempa mengakibatkan sejumlah rumah warga mengalami kerusakan bervariasi.

“Ada satu rumah rusak berat, dua rumah rusak sedang, dan empat rumah rusak ringan di Dusun Gandoran (Desa Mlandi, Kecamatan Gerung, Kabupaten Wonosobo),” kata Maulana. Ihwal data kerusakan rumah warga di wilayah Kecamatan Bawang, Maulana sedang mengkoordinasikannya dengan SAR setempat.

DINDA LEO LISTY

3 April 2013

FESTIVAL SERAYU Banjarnegara


Prestise lewat Festival Serayu
  • Oleh Andri Mukti Sasongko


  • Masyarakat Banjarnegara bersama pemangku kebijakan di daerah itu akan menggelar pesta akbar bertajuk ”Festival Serayu Banjarnegara” pada 24-31 Agustus mendatang. Penyelenggaraan kegiatan tersebut melengkapi peringatan hari jadi ke-182 daerah itu pada 22 Agustus 2013. Aroma festival ini sudah terasa sejak awal tahun. 
Jajaran Pemkab Banjarnegara secara intensif menyosialisasikan rencana kegiatan itu, salah satunya menganjurkan pegawai negeri memakai pin maskot festival. Panitia juga sudah menyusun dan menyebarkan agenda kegiatan, antara lain penebaran bibit ikan oleh tokoh masyarakat, parade budaya, gelar seni, serta gelar potensi agro dan produk kreatif.
Kegiatan lain adalah lomba arung jeram berskala internasional, lomba lari 10 kilometer, festival dolanan tradisional anak, terabas bukit naik motor trail, batik carnival, turnamen golf, Banjarnegara bershalawat dan dipuncak acara ”Banjarnegara Hijau” yang dimeriahkan bintang tamu Ebiet G Ade. 

Festival tersebut sangat unik karena hendak mengangkat ”martabat” Sungai Serayu mengingat banyak kegiatan yang dila-kukan di tepi atau dekat sungai tersebut. Festival yang mengambil maskot tokoh Bima sedang berarung jeram, diharapkan bisa menjadi event spektakuler, minimal untuk lingkup regional.

Menurut Bupati Sutedjo Slamet Utomo, pemilihan maskot Bima untuk mengingatkan bahwa mata air Sungai Serayu berasal dari tuk Bima Lukar di Dataran Tinggi Dieng. Dalam perkembangannya, Serayu menjadi denyut nadi dan sumber penghidupan warga di sepanjang sungai itu, termasuk Banjarnegara (SuaraMerdeka. com, 13/02/13). 

Pemberdayaan Masyarakat

Kegiatan itu juga bertujuan mengajak masyarakat dan pemangku kepentingan untuk memperkuat sinergi mendorong perbaikan kualitas kawasan Serayu. Cakupan festival menyangkut tiga hal yang berhubungan dengan Serayu, yaitu dalam arti fisik, dalam arti manusianya, semisal relasi masyarakat penghuni dan mereka yang menggantungkan kehidupannya dari sungai tersebut, serta dalam konteks budaya, sosial dan perilaku tradisional.

Pemda dan masyarakat bisa mendapatkan beberapa manfaat terkait dengan penyelenggaraan ”Festival Serayu Banjarnegara”. Pertama; lebih meningkatkan citra Banjarnegara. Pasalnya secara tidak langsung Sungai Serayu makin dan terus diperkenalkan kepada masyarakat nasional dan internasional. 

Beberapa tahun lalu Banjarnegara juga menggelar arung jeram se-Asia Tenggara dan Australia. Kini, tidak ada salahnya, dalam lingkup lebih kecil, Pemkab dan masyarakat menggelar festival air tingkat regional yang mengangkat tema ”Serayu sebagai Jati Diri Banjarnegara”.

Kedua; usaha pemberdayaan masyarakat. Kegiatan itu diikuti oleh seluruh lapisan masyarakat. Warga kabupaten tersebut yang sedang merintis atau sudah memiliki usaha, baik kecil, menengah, maupun besar, bisa ikut ambil bagian dalam kegiatan tersebut. Panitia sudah menyediakan sejumlah stan yang siap diisi berbagai keunggulan potensi daerah. Secara tidak langsung kegiatan ini akan memperkenalkan lebih dekat potensi dan kreativitas ma-syarakat di sepanjang Sungai Serayu. 

Ketiga; pembangunan pariwisata. Penyeleng-garaan festival itu selaras dengan Visit Jateng 2013 sehingga bisa menjadi tambahan referensi agenda wisata. Yang lebih penting, makin memopulerkan Sungai Serayu sebagai alternatif ikon pariwisata daerah guna menarik lebih banyak wisatawan dan investor. 

Keempat; akselerasi ekonomi. Kegiatan itu diharapkan berimbas positif pada sektor ekonomi, dalam kaitan percepatan dan stimulasi pertumbuhan industri kreatif. Kesuksesan dan keberlangsungan festival ini menjadi poin penting bagi Banjarnegara yang dikenal dengan sebutan Kota Dawet Ayu, untuk menuju masa depan yang lebih baik, berkait dengan kesejahteraan warganya. (10)

–  Andri Mukti Sasongko SSTP MSi, pegawai negeri sipil, warga Banjarnegara
(/
Bagi Anda pengguna ponsel, nikmati berita terkini lewat http://m.suaramerdeka.com 
Dapatkan SM launcher untuk BlackBerry http://m.suaramerdeka.com/bb/bblauncher/SMLauncher.jad

2 April 2013

Produsen Alat Peraga Belum Dibayar

SUARA MERDEKA CETAK - Produsen Alat Peraga Belum Dibayar
Korupsi DAK Banjarnegara


SEMARANG - Produsen alat peraga pendidikan dan olahraga untuk 111 sekolah dasar di Banjarnegara ternyata belum dibayar oleh rekanan pelaksana proyek tersebut. Proyek itu dilaksanakan oleh CV Wahana Mulia Bersama pada 2010 melalui kontrak pekerjaan dengan Dinas Pendidikan Kabupaten Banjarnegara, senilai Rp 6,5 miliar.
CV Wahana membeli peralatan yang disepakati dalam kontrak dari CV Pori Media. Direktur CV Pori Media, Khoirul Ichwan menyatakan pihaknya pernah menerima pembayaran dari CV Wahana dalam bentuk cek. “Tapi tidak bisa dicairkan, karena saldo tidak mencukupi,” terang Khoirul dalam sidang di Pengadilan Tipikor Semarang, Senin (1/4) sore.
Total tagihan yang seharusnya dibayar oleh CV Wahana mencapai Rp 3,7 miliar. Khoirul merasa dirugikan karena seluruh alat peraga yang dipesan sudah diserahkan.
Khoirul bersaksi untuk terdakwa Hari Sudiarto, Direktur CV Wahana, dan Agus Sutikno, pejabat Dinas Pendidikan Banjarnegara yang menandatangani kontrak bersama CV Wahana. Kedua terdakwa disidang secara bersamaan, kemarin. Karena belum dibayar, Khoirul mencari informasi ke Dinas Pendidikan Banjarnegara.
“Menurut Dinas Pendidikan, CV Wahana sudah dibayar. Saya dapat bukti pencairan pembayaran tersebut sebesar Rp 6,5 miliar dalam dua tahap. Masing-masing tahap senilai Rp 3,2 miliar,” terang Khoirul saat diperiksa sebagai saksi oleh majelis hakim yang diketuai Jhon Halasan Butarbutar.
Merasa ditipu, Khoirul melaporkan Hari Sudiarto ke Kepolisian Daerah Jawa Tengah.
Selisih
Dalam sidang, kemarin, hakim menyoal selisih yang besar antara nilai kontrak dengan harga jual dari CV Pori Media. “Harga dari produsen Rp 3,7 miliar, kenapa kontraknya bisa sampai Rp 6,5 miliar? Besar sekali keuntungannya,” kata anggota majelis hakim Winarto.
CV Pori Media mendapat keuntungan 15 persen dari harga jualnya. Pihaknya juga memberikan diskon kepada CV Wahana sebagai keuntungan CV Wahana.
Dakwaan jaksa menyatakan selisih yang sangat besar tersebut diduga berasal dari penggelembungan volume pekerjaan dan penurunan spesifikasi barang. Namun, hal itu dimentahkan oleh keterangan Khoirul. Menurut dia, hasil pekerjaan CV Pori Media sudah sesuai permintaan rekanan. Terbukti dengan tidak adanya keluhan atas alat peraga.
“Kami memberi garansi selama setahun. Tapi sampai lebih dari setahun sejak barang diserahkan, tidak ada keluhan,” lanjut Khoirul.
Menurut Khoirul, pihaknya pernah didatangi panitia lelang dari Dinas Pendidikan Banjarnegara guna pengecekan daftar harga dan kesiapan barang. Seluruhnya memenuhi syarat, hal itu dibenarkan oleh Agus Sutikno dalam sidang.
Sementara terdakwa Hari menggunakan keterangan Khoirul untuk menanggapi dakwaan jaksa. ”Berdasarkan keterangan saksi, dakwaan mengenai kesalahan spesifikasi barang tidak benar,” kata Hari. Namun hakim mempersilakan Hari untuk mencantumkan dalam nota pembelaan saja. (H89-71)

1 April 2013

BERITA TENTANG BANJARNEGARA ada di sini.....

Kunjungi Blog ini secara rutin, dan klik di rubrik BATARA.
Banjarnegara City.
Klik : DawetCity.Blogspot.Com