Wisatawan Pertanyakan Keamanan Pipa-pipa Panas Bumi Dieng
BANJARNEGARA, KOMPAS.com — Sejumlah wisatawan ke Dataran Tinggi Dieng, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, mempertanyakan keamanan pipa-pipa panas bumi di sekitar obyek wisata. Mereka khawatir pipa-pipa tersebut mengandung gas beracun.
BANJARNEGARA, KOMPAS.com — Sejumlah wisatawan ke Dataran Tinggi Dieng, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, mempertanyakan keamanan pipa-pipa panas bumi di sekitar obyek wisata. Mereka khawatir pipa-pipa tersebut mengandung gas beracun.
Ketua Kelompok Sadar (Pokdarwis) Wisata Dieng Pandawa, Alif
Fauzi, Sabtu (21/12/2012), mengatakan, banyak wisatawan mempertanyakan
keberadaan pipa-pipa berwarna hijau yang berada di sekitar kawasan kompleks
obyek wisata candi di Dieng. "Banyak yang mempertanyakan, pipa-pipa itu
aman atau tidak," ujarnya.
PT Geodipa Energy Dieng selaku pengelola Pembangkit Listrik
Tenaga Panas Bumi (PLTP) Dieng menegaskan, pipa-pipa PLTP di wilayah dataran
tinggi tersebut dijamin aman untuk wisatawan. Pipa-pipa yang berada di sekitar
lokasi wisata tersebut merupakan penyalur gas bumi dan tidak beracun.
Manajer PT Geodipa Energy Supriyadi Natamaya mengakui, selama
ini wisatawan mengenal Dieng hanya pariwisatanya. Padahal, di Dieng juga ada
sumber panas bumi yang menjadi alternatif pemandangan dan dijamin aman. "Selama ini banyak pertanyaan wisatawan tentang keamanan
pipa-pipa PLTP. Ini kami harapkan dapat memberi pemahaman yang benar,"
ujarnya.
Untuk memberikan pemahaman bagi wisatawan, pihak PT Geodipa
Energy bekerja sama dengan pemerintah kabupaten setempat mengadakan
pelatihan pemandu wisata bagi warga lokal. Mereka diharapkan dapat membantu
informasi yang benar terkait keberadaan pipa-pipa PLTP Dieng.
Para peserta pelatihan merupakan warga yang kebanyakan petani
dari Desa Dieng Kulon, Pawuhan, dan Karangtengah yang masuk wilayah Kabupaten
Banjarnegara. Selain itu ada pula warga dari Desa Sembungan dan Jojogan yang
masuk Kabupaten Wonosobo, serta Desa Rejosari dari Kabupaten Batang.
Sumber : Kompas.Com
Penulis : Gregorius Magnus
Finesso | Sabtu, 22 Desember
2012 | 16:38 WIB
Editor : Agus Mulyadi