Khusus alat CT Scan, alat radiografi imaging tersebut telah mengalami metamorfosis
yang sangat cepat. Mulai dari CT Scan generasi 1 sampai 4, CT Scan Spiral, CT
Scan 2 Slice sampai dengan CT Scan 64 Slice & 128 slices yang paling
canggih. Kini telah ditemukan keluarkan kembali CT Scan yang terbaru dari
SIEMENS, yaitu , Siemens’ SOMATOM Definition Dual Source CT Scanner
Belum semua negara
memiliki Dual Source ini, sebutlah Australia, yang tidak memiliki satu pun. Sedangkan
Singapura baru mempunyai satu Dual Source.
Bagaimana dengan
Indonesia ?
Untuk diketahui,
kita harus bangga bahwa kini Indonesia juga telah memiliki CT Scan canggih
tersebut. Di Indonesia baru ada 2 rumah sakit yang memiliki alat tersebut,
yaitu RS Siloam Kebon Jeruk dan RS Siloam Karawaci.
Dijelaskan dr Nina I.S.H Supit, Sp. Rad, Radiology Manager, berbagai macam keuntungan didapat dari Dual Source ini. Sehingga jika dibandingkan dengan alat scanning sebelumnya, Dual Source ini jauh lebih canggih.
Ketika Dual
Source dipublikasikan pada tahun 2005, alat tersebut diyakini tidak hanya akan
merubah penampilan dari CT Scan. Akan tetapi alan merubah masa depan ilmu
pengobatan, tidak hanya akan mengatasi penghalang yang kritis dalam cardiac
imaging, tetapi juga memperkenalkan keseluruhan cara yang baru dalam
mengkarakteristikkan body tissue dengan menggunakan teknik Dual Energy.
Sejak awal sudah
diyakini bahwa cardiac imaging akan sangat dipengaruhi oleh Dual Source CT.
dengan temporal resolution yang hanya 83 milliseconds, Siemens’ SOMATOM
Definition Dual Source CT Scanner dapat seolah olah membekukan gerakan dari
jantung, bahkan pada kebanyakan pasien berat sekalipun.
“Dual Source CT
telah mengatasi banyak rintangan yang kami peroleh dengan menggunakan CT Scan
64-Slices”, kata Dr Michael Gallagher, Kardiologi di RS William Beaumont, Royal
Oak, Michigan.
“Kami mendapatkan
artifact yang lebih sedikit, tidak tergantung dari laju jantung, tidk
tergantung dari regularitas ritne jantung, dan secara keseluruhan, mendapatkan
persentase yang lebih besar dalam mendiagnosa”.
Ide dari CT Dual
Source adalah sangat sederhana, hanya menggunakan dua sumber X-ray dan dua
detector, dalam waktu yang bersamaan.
Sistem pertama
yang menggunakan teknologi tersebut adalah Siemens’ SOMATOM Defenition . Alat
tersebut dilengkapi dengan dua sumber X-ray dan dua detector yang baerotasi
secara sinkron, serta secara simultan menangkap data gambaran dalam waktu
setengah dari waktu yang dibutuhkan dengan mengunakan teknologi konvensional.
Keunggulan Dual
Source CT terletak pada dua unit X-ray source serta dua unit detektor
yang bekerja secara bersamaan. Pada single source scanner, satu irisan
pencitraan dihasilkan setelah perputaran alat 180 derajat. Namun pada DSCT,
dengan dua rantai penggambaran yang saling tegak lurus dapat dihasilkan
informasi yang sama dalam putaran 90 derajat.
Hal tersebut menghasilkan resolusi temporal dua kali lipat, dua kali lebih
cepat, tenaga dua kali lipat, serta menghasilkan dosis radiasi yang lebih
kecil.
TIDAK
MEMERLUKAN BETA BLOCKER
“ Image quality
yang dihasilkan Dual Source CT sangat baik. Bahkan, walaupun tanpa menggunakan
beta blocker hasilnya sama bagusnya dengan gambaran yang dihasilkan oleh CT 64
slice yang pasiennya menggunakan beta blocker”, kata Dr. Galagher
Kemampuan untuk
mengeliminasi pemakaian beta blocker, telah memberikan efek yang besar dalam
mendiagnosa penyakit nyeri dada akut (acut chest pain). Hal tersebut dapat
memperbesar rentang pasien yang mmenuhi syarat untuk dilakukan Ct Cardiac,
dapat mempersingkat waktu persiapan pasien baik di ruang emergensi ataupun di
ruang CT Scan, mempercepat diagnosa, dan mengurangi biaya pengobatan.
"Tanpa harus
memakai betablocker, bagian pembuluh darah, otot jantung dan gerakannya
bisa dilihat melalui layar monitor dengan pencitraan tiga dimensi yang detil.
Dalam 10 detik pemeriksaan, penyumbatan pada pembuluh atau pengapuran pun bisa
terlihat. Radiasinya juga lebih rendah yakni berkurang sekitar 50 persen
dibanding single source tercanggih (64-slice)," kata dr Nina I.S.H
Supit, Sp. Rad, Radiology Manager RS Siloam.
Sebelum adanya
Dual Source CT, 20% pasien tidak dapat dilakukan pemeriksaan CT Cardiac,
dikarenakan kondisi pasien yang tidak memungkinkan untuk diberikan beta blocker
untuk memperlambat denyut jantung menjadi 65 – 70 beat/second, denyut yang
dibutuhkan untuk menghasilkan image quality yang bik dalam menggunakan CT Scan
64 slice.
Pasien yang tidak
bisa diberikan beta blocker antara lain: pasien asma, disfungsi ventrikel kiri,
dan pasien yang telah menggunakan cocain dalm waktu beberapa hari sebelum pemeriksaan.
Dengan CT Scan Dual Source, pasien-pasien tersebut dapat dilakukan pemeriksaan
CT Cardiac, karena tidak memerlukan beta blocker.
Kemampuan untuk
menghilangkan pemekaian beta blocker pada protocol pemeriksaan CT Scan, tidak
hanya merupakan keuntungan klinik. Hal tersebut juga dapat mempersingkat waktu
diagnosa pasien mulai dari awal sampai seelsai, serta dapat menghemat waktu dan
uang.
SCAN
LEBIH BANYAK PASIEN
Kemampuan untuk
mengunakan kombinasidari dua sumber X-Ray dengan total tenaga 160 kW memungkinkan
CT Scan Dual Source untuk mengatasi atenuasi sof tissue di bagian dada. Di masa
lalu, Kardiolog di William Beaumont tidak akan sanning patsien dengan Body Mass
Index (BMI) lebih besar dari 39, bayangkan pasien dengan ting 5 kaki dan 11
inch dengan berat 280 pound, karena gambaran yang dihasilkan terlau banyak
noise.
Kini, dengan
menggunakan CT Scan Dual Source gambaran yang dihasilkan dari pasien obesitas
akan didapat kan signal to noise ratio (STR) yang lebih baik.
DUAL
ENERGY IMAGING MENGHASILKAN APLIKASI CT SCAN BARU
Kemampuan DSCT
untuk mengoperasikan dua sumber X-Ray pada level energy berbeda secara simultan
dapat membedakan material seperti lemak, soft tissue, dan contras agent
berdasarkan perbedaan tiap-tiap kontras, bias membuka aplikasi klinis yang
baru.
Salah satu kemampuan terpenting pada aplikasi
dual energy adalah kemampuan untuk menghasilkan gambaran virtual noncontrast . Gambaran tersebut
didapatkan dengan menggabungkan data dari pemakaian energy 80 kV dan 140 kV.
Karena iodine mempunyai atenuasi maksimum pada energy rendah, pemakaian 80 kV
dapat digunakan untuk mensubtraksi material kontras dari gambaran, menciptakan
gambaran virtual non contrast, serta membandingkan gambaran sebelum dan sesudah
untuk mempertegas area dari penambahan kontras.
Teknik tersebut mempunyai banyak kegunaan . contohnya : untuk
memperlihatkan densitas liver sebelum pemasukkan kontras, untuk memperkiraan
hyperdense kista gnjal, untuk membedakan antara benigna ,maligna, dan massa
pada liver dan ginjal.
Teknik Dual energy ini juga dapat digunakan untuk menghilangkan gambaran
tulang pada CT Angiografi.
Puspo Ikhwandoko
Referensi : Postradiografer
Referensi : Postradiografer
Tidak ada komentar:
Posting Komentar