Pesona Serayu

Pesona Serayu
Berawal dari Banjarnegara, sungai Serayu membelah 4 kabupaten mengalir ke Samudera Indonesia.

12 Mei 2012

Di Tengah Kesederhanaan, Mereka Memiliki Kabar-Kabar Gembira

Mereka hanyalah 9 orang biasa, bukan pejabat, bukan orang terkenal, bukan pula orang orang kaya. Mereka hanyalah orang biasa, yang terdiri dari berbagai latar belakang pendidikan, latar belakang pekerjaan, latar belakang sosial, latar belakang status dan berbagai pebedaan lainnya yang begitu banyaknya. Namun mereka memiliki satu tujuan ketika mereka berkumpul 2,5 sampai 4 jam setiap minggunya, satu tujuan untuk saling berbagi ilmu yang mereka miliki & berbagi pengalaman yang mereka telah jalani.

Hari itu 2 orang ijin tidak hadir. Sugeng yang pegawai bank tidak hadir karena besoknya akan melangsungkan pernikahan. Nursholeh ijin tidak hadir karena sedang kurang sehat. 7 orang lainnya hadir seperti biasa memenuhi tekad-tekad hati mereka.

Hari itu, seperti pula hari-hari terdahulu, mereka berdiskusi dan berbagi ilmu, kemudian mereka mengakhiri pertemuan mereka dengan membagikan hal-hal menggembirakan yang mereka rasakan satu minggu yang telah lalu.

Pak Eko, sang guru yang paling senior usianya dan paling jauh tempat kerja dan tempat tinggalnya  memberikan kabar gembira sambil senyum senyum sumringah : "Alhamdulilla..ah, dagangan saya minggu ini laris manissss.........." katanya diiringi tawa yang khas "he he he he.....". Yang lainnya pun ikut tertawa sambil menimpali : "Pokoknya Pak Eko selalu membawa kebahagiaan di tengah-tengah kita.....he he he"

Pak Subki, karyawan toko bangunan memberikan kabar gembira : "Anak bungsu saya sudah bisa miring miring... dan sekarang gemuk sekali....".    "Alhamdulillaaah..." Yang lain menyambut dengan antusias sambil mengingat-ingat, anak bungsu pak Subki sudah berumur 4 bulan.

Dedi, seorang PNS muda berumur 23 tahun melanjutkan : " Saya kabar gembiranya biasa biasa saja, seperti kemarin kemarin.." katanya membuat bingung peserta lainnya. "Maksude oppooo..???" mereka menggumam dalam hati sambil senyum-senyum mendengarkan kabar gembira yang membingungkan itu, tapi buat mereka tidak menjadi masalah kabar seperti itu, karena mungkin Dedi belum begitu mahir mengungkapkan perasaannya.

Yudhi, seorang bujangan yang berkerja sebagai security memberikan kabar gembira : " Alhamdulillah, saya ikut gembira teman kita besok ada yang menikah. Dan bulan depan ada yang mau menyusul... he he he" katanya membuat penasaran orang lain... "Siapa sii..????" yang lain penasaran sambil clingak clinguk penuh selidik kepada peserta yang masih bujangan.  "Hei..! jangan bikin penasaran dong..!' kata salah seorang diantara mereka. Tapi dasar Yudhi, dia cuma senyum-senyum saja nggak kasih tanggapan.

Ramlan yang berpendidikan paling rendah, seorang supir di tempat Sugeng bekerja memberikan kabar gembiranya sambil tersenyum lebar..: "Saya beberapa hari ini senang, karena pak Sugeng cuti menikah, pekerjaan saya jadi ringan... nggak muter ke mana-mana.... ha ha ha....". 
"Lho, kok bisa?" tanya yang lain
"Bisa. Kan Pak Sugeng di bagian pemasaran, kalo ke mana-mana saya yang ngantar. Sekarang pak Sugeng cuti, jadi nggak ada yang saya antar... hehehehe..." jawabnya senang.
"Oooo...." yang lain baru pada faham.
"Sampai kapan cutinya..?" tanya Yudhi.
"Sampai Selasa, 4 hari lagi" jawab Ramlan. Yudhi memberikan tips untuk Ramlan :
"Gini saja... Selasa, kalo pak Sugeng masuk kamu ngomong saja...: pak Sugeng kan baru nikah, nggak usah muter-muter ya pak?? bapak kan masih 'capeee..ekkkk..' " kata Yudhi disambut gerrrrr peserta yang lain karena faham dengan kata "capeeekk' yang dimaksud Yudhi.

Yoga, seorang PNS beranak 1 memberikan kabar gembiranya : " Saya sebagai PNS kalo tanggal-tanggal muda kaya' sekarang pasti gembira..... Hehehehe"  "Kalo yang sudah berkeluarga pasti merasakan seperti saya.... Tanggal muda, saya bisa menjawab apapun pertanyaan-2 anak saya yang berusia 3 tahun..  he he he.." katanya. Gak tahu, serius apa nggak dia berkata seperti itu. Tapi lanjutnya : "Kalo tanggal tua, otak sering buntu, ha ha ha " 
"Ha ha ha ha......." peserta yang lain pun nggak bisa nahan ketawa  mendengar kabar gembira Yoga.
"Gituu thooo PNS......" pikir mereka.

Sholih, karyawan swasta yang belum menikah memberikan kabar gembiranya..: "Insya Allah saya bulan depan menyusul pak Sugeng......" katanya sambil senyum-senyum simpul.
"Menyusul ke mana..???" Sahut pak Eko meledek Sholih.
"Insya Allah menikah bulan depan pak" jawab Sholih.
"Alhamdulillaaahhhh... " serentak peserta yang lain menyambut kabar gembira itu.
"Ooooooo..... ini tho yang dimaksud Yudhi tadi" gumam peserta yang lain.
"Orang mmana calonnya?' tanya Yoga.
"Orang sini saja, mas" 
"Laki-laki apa perempuan ??" tanya pak Eko sekenanya.
Geerrrrrrr........ yang lainpun nggak bisa nahan ketawa mendengar pertanyaan pak Eko yang ngawur itu.
Sementara sholih yang agak pemalu hanya bisa senyum-senyum diledek teman-temannya.   

Rangga, peserta terakhir dan termuda, seorang mahasiswa semester 4 memberikan kabar gembiranya : "Saya gembiraa.aa sekali... masih dapat bergabung di sini mengikuti acara ini dan bertemu teman-teman semua...." kata Rangga membuat tertegun sebentar peserta lainnya. 
"Dia gembira sekali masih bisa bertemu kita semua di acara ini" pikir mereka semua..... Hmmmm...
"Aku juga merasakan hal yang sama, cuma aku tidak mengungkapkannya sebagai kebahagiaanku" dalam hati mereka mengakui apa yang dirasakan Rangga.

Saudaraku, 
Ketika banyak orang hanya bisa mengorek kesalahan orang lain, mengekspose kepedihan yang mereka rasakan, mengungkapkan masalah-masalah yang mereka hadapi, seolah-olah hidup ini semuanya adalah masalah, kepedihan, dan kenestapaan, maka kita bisa melihat betapa komunitas yang dibangun 9 orang itu melihat hidup dari cara pandang yang berbeda. 
Mereka hidup bukannya tanpa masalah dan kepedihan, tetapi yang mereka bagikan kepada saudaranya bukan masalah dan kepedihan yang mereka hadapi, tetapi kebahagiaan yang mereka rasakan dan mereka alami.

Saudaraku,
Sudahkah kita dapat berbuat seperti halnya mereka ?
Membagikan kebahagiaan yang kita rasakan kepada orang-orang di sekitar kita, dan melokalisir masalah dan kepedihan kita di hadapan mereka?

Jika sudah, maka bersyukurlah kita menjadi bagian dari orang yang membagikan kebahagiaan kepada orang-orang di sekitar kita. Semoga kita dan mereka bisa berpacu meraih kebahagiaan-kebahagiaan berikutnya yang terbentang luas di hadapan mata.

Jika belum, maka berlatihlah untuk melakukannya, karena tidak ada seorangpun manusia yang menghendaki senantiasa terjerembab dalam kepedihan demi kepedihan, kesulitan demi kesulitan, dan masalah demi masalah.
Allah SWT Sang Maha Pencipta-pun telah menjanjikannya :
"Inna ma'al 'usri yusroo... Fa inna ma'al 'usri yusroo.." 
"Sesungguhnya setelah kesulitan ada kemudahan.... Sungguh, setelah kesulitan ada kemudahan..."

 Banjarnegara City
12-05-12 jam 00.12 WIB.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar